Middle Child Syndrome atau sindrom anak tengah adalah istilah yang merujuk pada perasaan dan perilaku negatif yang sering dialami oleh anak yang lahir di tengah-tengah dalam keluarga yang memiliki lebih dari dua anak. Meskipun bukan istilah medis resmi, sindrom ini mencerminkan tantangan emosional yang dapat dihadapi oleh anak tengah, yang sering merasa terabaikan atau tidak diperhatikan dibandingkan dengan saudara-saudara mereka. Berikut adalah beberapa penyebab Middle Child Syndrome yang penting untuk dipahami oleh orang tua.
1. Perhatian Orang Tua yang Terbagi
Salah satu penyebab utama dari Middle Child Syndrome adalah perhatian orang tua yang terbagi antara anak-anak mereka. Anak pertama sering kali mendapatkan perhatian lebih karena mereka adalah yang pertama, sementara anak bungsu sering menjadi “baby” yang mendapat perhatian ekstra dari orang tua. Anak tengah mungkin merasa tidak mendapat perhatian yang sama, sehingga mereka berjuang untuk mencari pengakuan dan cinta.
2. Perbandingan dengan Saudara
Anak tengah sering kali dibandingkan dengan saudara-saudaranya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika anak pertama dianggap lebih bertanggung jawab dan anak bungsu dianggap lebih manja, anak tengah mungkin merasa tertekan untuk memenuhi harapan yang tidak jelas. Perbandingan ini dapat menyebabkan rasa rendah diri dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
3. Kurangnya Identitas Diri
Anak tengah mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan identitas diri mereka. Karena mereka berada di antara saudara-saudaranya, mereka mungkin merasa tidak memiliki peran yang jelas dalam keluarga. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan tentang siapa mereka dan apa yang mereka inginkan, yang dapat berkontribusi pada masalah kepercayaan diri.
4. Rasa Cemburu dan Kompetisi
Perasaan cemburu terhadap perhatian yang diberikan kepada saudara-saudaranya juga dapat memicu Middle Child Syndrome. Anak tengah mungkin merasa bahwa mereka harus bersaing dengan saudara-saudara mereka untuk mendapatkan perhatian, pengakuan, dan kasih sayang orang tua. Hal ini dapat menyebabkan perilaku yang negatif, seperti kemarahan atau keinginan untuk menarik perhatian dengan cara yang kurang sehat.
5. Stres Emosional
Anak tengah sering kali mengalami stres emosional akibat tuntutan yang tidak realistis, baik dari diri sendiri maupun dari orang tua. Mereka mungkin merasa terjebak di antara dua saudara, berusaha untuk memenuhi ekspektasi dan keinginan kedua orang tua. Stres ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional anak, yang dapat berujung pada masalah seperti kecemasan dan depresi.
6. Kurangnya Komunikasi Keluarga
Komunikasi yang kurang dalam keluarga dapat berkontribusi pada Middle Child Syndrome. Jika orang tua tidak secara aktif mendengarkan dan merespons kebutuhan emosional anak tengah, mereka mungkin merasa diabaikan. Penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana setiap anak merasa didengar dan dihargai.