Toxic positivity adalah kondisi di mana seseorang menghadapi suatu masalah atau kesulitan dengan memaksa diri untuk selalu bersikap positif dan menolak untuk merasakan emosi negatif. Toxic positivity sering terlihat dalam lingkungan sosial, seperti di media sosial, tempat kerja, keluarga, atau hubungan teman. Terkadang, orang yang merasakan kesedihan atau ketakutan dianggap sebagai orang yang lemah atau tidak dapat mengatasi masalah dengan baik, sehingga membuat mereka merasa lebih buruk.
Toxic positivity dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dan memperburuk kondisi mereka, terutama ketika mereka menghadapi situasi yang sulit atau traumatik. Misalnya, ketika seseorang mengalami kegagalan dalam karir atau hubungan, menolak untuk merasakan emosi negatif dapat membuat mereka menekan emosi tersebut, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pascatrauma.
Selain itu, toxic positivity juga dapat membuat orang merasa kesepian dan merasa tidak didengar. Kebanyakan orang yang merasa terlalu positif cenderung menghindari atau menolak untuk membicarakan masalah atau emosi negatif yang mereka rasakan, sehingga orang yang membutuhkan dukungan atau pendengar mungkin merasa tidak terhubung atau tidak didengar.
Untuk menghindari toxic positivity, penting bagi seseorang untuk mengenali dan merangkul emosi mereka sendiri serta emosi orang lain. Merasa sedih, takut, atau marah adalah hal yang normal, dan mengakui emosi tersebut tidak akan membuat seseorang menjadi lemah atau tidak mampu mengatasi masalah. Oleh karena itu, ketika seseorang mengalami emosi negatif, penting untuk memberikan ruang dan waktu bagi diri sendiri untuk merasakan emosi tersebut dan mengelolanya dengan cara yang sehat dan konstruktif.
Selain itu, penting untuk menjadi pendengar yang baik dan empatik bagi orang lain. Jangan memaksa seseorang untuk selalu merasa positif, dan berikan dukungan dan pengertian ketika mereka merasa sedih atau cemas. Menerima emosi negatif juga dapat membantu seseorang tumbuh dan belajar dari pengalaman sulit, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh.
Terakhir, penting untuk memahami bahwa kehidupan bukan selalu tentang menjadi bahagia atau positif. Ada saat-saat ketika kehidupan dapat menjadi sulit, dan menghadapi emosi negatif dapat membantu seseorang memproses pengalaman tersebut dan tumbuh dari situasi tersebut. Menerima dan mengelola emosi negatif juga dapat membantu seseorang mencapai kebahagiaan yang lebih dalam dan berkelanjutan.