Kemoterapi adalah metode pengobatan kanker yang efektif, tetapi sering kali menyebabkan efek samping yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung pada jenis obat, dosis, durasi pengobatan, dan respons tubuh pasien. Beberapa efek samping umumnya bersifat sementara, sementara yang lain dapat menjadi lebih menetap. Berikut adalah beberapa efek samping umum yang dapat terjadi selama atau setelah sesi kemoterapi:
1. Mual dan Muntah:
- Salah satu efek samping yang paling umum dari kemoterapi adalah mual dan muntah. Ini dapat terjadi segera setelah sesi kemoterapi atau beberapa jam hingga hari setelahnya.
2. Penurunan Sel Darah:
- Kemoterapi dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan platelet. Ini dapat meningkatkan risiko infeksi, anemia, dan risiko perdarahan.
3. Kelelahan dan Kelemahan:
- Pasien kemoterapi sering mengalami kelelahan yang signifikan, terkadang berkepanjangan. Aktivitas sehari-hari mungkin menjadi lebih sulit.
4. Masalah Pencernaan:
- Diare, sembelit, dan masalah pencernaan lainnya dapat terjadi sebagai efek samping kemoterapi.
5. Kerontokan Rambut:
- Banyak jenis kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Ini termasuk rambut di kepala, bulu mata, dan bulu-bulu tubuh lainnya.
6. Perubahan Berat Badan:
- Beberapa pasien mengalami penurunan berat badan karena kurang nafsu makan atau masalah pencernaan, sementara yang lain dapat mengalami peningkatan berat badan akibat retensi cairan atau perubahan metabolisme.
7. Nyeri dan Kebas:
- Kemoterapi dapat menyebabkan nyeri dan kebas di tangan dan kaki, yang dikenal sebagai neoplasia perifer.
8. Gangguan Kulit:
- Kulit dapat mengalami reaksi seperti kering, kemerahan, atau lepuh. Selain itu, kuku juga dapat menjadi rapuh atau mengalami perubahan warna.
9. Gangguan Sistem Saraf:
- Beberapa pasien mengalami gangguan saraf seperti kebingungan, kesulitan berbicara, atau perubahan perasaan di tangan dan kaki.